Hidup
di dunia kita selalu diberi pilihan, banyak pilihan, pilihan-pilihan itu
tergantung kita yang memilih mana yang mau kita pilih. Ada pilihan hidup kaya
atau miskin, senang atau sengsara, maju atau mundur, banyak atau sedikit,
bahagia atau sedih, kuat atau lemah, pintar atau bodoh dan lain-lainnya. Kalau
pilihan-pilihan itu diberikan kepada kita pastilah kita memilih yang sangat
bagus, seperti pilihan hidup kaya atau miskin maka kita memilih hidup kaya,
hidup senang atau sengsara maka kita memilih hidup senang, hidup bahagia atau
sedih maka memilih hidup bahagia, itulah yang akan kita pilih. Tapi bagaimana
jika kita diberi dua pilihan yaitu pilihannya ”Dunia atau Akhirat” dan “senang di dunia atau senang di akhirat” mana
yang akan kita pilih ?, apakah kita memilih dunia atau kita memilih akhirat ?
itu tergantung pilihan kita sendiri.
ALLAH
SWT pernah memberikan dua pilihan kepada nabi Sulaiman as, ALLAH mengatakan
kepada nabi Sulaiman as “Ku berikan
kepadamu dua pilihan mana yang akan kau pilih dunia-Ku atau akhirat-Ku”
kemudian
nabi Sulaiman menjawab “ku pilih
akhirat-Mu”
lalu
ALLAH menjawab “kau mendapatkan
akhirat-Ku dan dunia akan tunduk dan mengejarmu”
sungguh
pertanyaan dan jawaban yang sangat bagus dan dahsyat dan diberikan jawaban yang
sangat sempurna yang diberikan oleh pemilik dan penguasa seluruh alam semesta
raya.
Tapi
perlu juga diingat bagaimana caranya bisa mendapatkan akhiratnya ALLAH dan
dunia akan tunduk dan yang mengejar kita. Siapa manusia yang tidak mau
mendapatkan hal tersebut, sudah pasti semua manusia yang hidup di dunia ini pasti
mau mendapatkan semua itu, tapi bagaimana caranya ? ada hadits yang berbunyi “kejarlah duniamu seolah-olah engkau hidup
selamanya tapi jangan lupakan akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok
hari”.
Penjelasannya
hidup di dunia kita harus bekerja mencari nafkah mencari uang untuk kebutuhan
kelangsungan hidup membiayai kebutuhan hidup kita, namun kita bekerja haruslah
didampingi dengan beribadah, yaitu beribadah melaksanakan perintah Allah SWT
dan menjauhi/meninggalkan larangan Allah SWT. Bukan berarti kita harus terus
beribadah saja tapi melupakan kodrat hidup di dunia yaitu bekerja, dan
bekerjalah dengan selalu mengingat Allah SWT dan mengharapkan ridhonya Allah
SWT, maka dengan demikian itu kita akan mendapatkan akhiratnya/surganya ALLAH
dan dunia yang akan mengejar kita. Tapi ingat jangan sampai hasil yang kita
dapat dari bekerja di dunia menjadi malapetaka di akhirat.
Dari
Aisyah dari Nabi beliau bersabda “dua
rakaat (sholat sunnah) Subuh lebih baik daripada dunia dan isinya”, dan dalam
sebuah riwayat “dua rakaat itu lebih aku sukai dari dunia seluruhnya”. (HR.Muslim)
Pengertian
dari isi hadits di atas semua yang ada di dunia ini tidak ada apa-apanya, tidak
berarti apa-apa, karena yang lebih sangat berarti adalah akhirat, karena dari
itu Rasulullah lebih menyukai dua rakaat (sholat sunnah) Subuh.
Riwayat
yang lain Umar bin Khatab mempunyai kuda yang sangat bagus, jika dibandingkan
dengan zaman sekarang kudanya Umar bin Khatab harganya sama dengan mobil sport
terbaru merk mercedes, ferrari, lamborghini, jaguar, bmw. Banyak yang menawar
kuda Umar dengan harga tinggi, tapi Umar tidak mau menjualnya, namun karena
kejadian saat mau melaksanakan sholat berjamaah Ashar Umar bin Khatab
ketinggalan sholat berjamaah hanya dapat rakaat tahyat terakhir, mau duduk
mengikuti tapi sahabat yang lain sudah salam selesai mengerjakan sholat. Karena
kejadian itu Umar mengumumkan kepada sahabat yang berada di dalam Mesjid
“jangan ada yang meninggalkan Mesjid sampai aku selesai mengerjakan sholat”,
setelah selesai sholat Umar berkata “siapa yang mau kudanya aku silahkan ambil
hari ini aku berikan”, karena Umar berkata begitu mau memberikan kudanya secara
cuma-cuma alias gratis para sahabat berlomba-lomba ingin memiliki kudanya Umar
bin Khatab, sebelum sahabat bangkit dari duduk Umar melanjutkan perkataannya
“kuda itulah yang sudah membuat aku ketinggalan takbir pertama”, karena ucapan
terakhir Umar bin Khatab para sahabat tidak ada yang mau mengambil kudanya Umar
bin Khatab. Kenapa mereka tidak mau mengambil kudanya Umar bin Khatab ? karena
mereka semua tahu nilai harganya sholat Ashar berjamaah dan takbir pertamanya
lebih tinggi dari harga kuda (dunia) Umar bin Khatab.
Artinya
dari kisah Umar bin Khatab dan kudanya itu, jika ilmu kita sudah mengandalkan
ALLAH, hanya ALLAH yang kita cari, hanya ALLAH yang paling penting dalam hidup
maka dunia akan mengikuti kita. Kembali kepada kata-kata orang-orang tua kita
yaitu “kalau yang dicari dunia, akhirat akan hilang. Tapi kalau yang dicari
akhirat, dunia akan ikut”.
Semoga
tulisan ini bermanfaat untuk kita semua yang membaca tulisan ini, dan semoga
kita mendapatkan ampunan, keberkahan dan keridhoan dari ALLAH SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar